Sabtu, 21 Juli 2018


KOMUNIKASI BERGERAK/SELULER


                Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi. Sistem komunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan area geografisyang cukup luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga menawarkan kualitas yangcukup tinggi dan tidak kalah jika dibandingkan dengan telepon tetap  (Public Switched Telephone Network atau PSTN) *barangkali lebih dikenal dengan istilah telepon rumah*.Untuk menambah kapasitas, daerah jangkauannya dibatasi dengan adanya pembagian areamenjadi sel-sel. Dengan adanya sel-sel ini, kanal radio dapat dipergunakan kembali*istilahnya re-use* oleh base station pada jarak yang berjauhan. Ketika pengguna jasa seluer  berpindah dari satu sel ke sel lain, panggilan dijaga agar tidak terinterupsi dengan menggunakan salah satu teknik  switching , yaitu handoff .

Sistem komunikasi seluler terdiri dari komponen berikut.
1.      PSTN, tersusun atas local networks, exchange area networks, dan long-haul network .PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan komunikasi lain.
2.      Mobile Switching Center (MSC) atau Mobile Telephone Switching Office (MTSO).Dalam sistem komunikasi seluler, MSC berfungsi untuk menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem seluler analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu MSC dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam waktu yang bersamaan.
3.      Base Station, sering disebut juga sebagai Base Transceiver Station(BTS) pada sistem GSM, cell site(site). Pada base station, terdapat beberapa pemancar (seringkalidisebut sebagai transmitter atau TX) dan penerima (receiver atau RX). TX dan RX akan megangani komunikasi full duplex secara serempak. Biasanya, TX dan RX di kombinasikan menjadi transceiver (TRX) yang diletakkan di dalam suatu Radio Base Station (RBS). Base station biasanya juga mempunyai menara untuk membantu proses pemancaran atau penerimaan sinyal pada antena.


1. Base transceiver station (BTS) 

                Base transceiver station (BTS) atau cell site adalah sebuah peralatan yang memfasilitasi nirkabel komunikasi antara pengguna peralatan (UE) dan jaringan. UEs are devices like mobile phones (handsets), WLL phones, computers with wireless internet connectivity,WiFi and WiMAX gadgets etc. The network can be that of any of the wireless communication technologies like GSM , CDMA , WLL , WAN , WiFi , WiMAX etc. UE adalah perangkat seperti telepon seluler (ponsel), WLL telepon, komputer dengan internet nirkabel konektivitas,WiFi dan WiMAX gadget dll Jaringan dapat bahwa dari salah satu teknologi komunikasi nirkabel seperti GSM , CDMA , WLL , WAN , WiFi , WiMAX dll .
BTS juga disebut sebagai radio base station (RBS), node B (di Jaringan 3G) atau, cukup, base station (BS). Untuk diskusi dari standar LTE yang ENB singkatan untuk Evolved node B banyak digunakan.

Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikendalikan oleh kontroler orangtua base station melalui fungsi base station kontrol (BCF). BCF ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak. Para BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel.

BTS pada umumnya memiliki bagian berikut:

a.     Transceiver (TRX)
     Cukup banyak disebut sebagai penerima driver (DRX). DRX baik dalam bentuk tunggal (sTRU), ganda (dTRU) atau Unit Radio komposit ganda (DRU). Dasarnya transmisi dan penerimaan sinyal. Juga tidak mengirim dan penerimaan sinyal ke / dari entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti controller base station di telepon selular).

b.    Power amplifier (PA)
Menguatkan sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena; dapat diintegrasikan dengan DRX.

c.      Combiner
Menggabungkan feed dari beberapa DRXs sehingga mereka dapat dikirim melalui antena tunggal. Memungkinkan pengurangan jumlah antena yang digunakan.

d.    Duplexer
Untuk memisahkan mengirim dan menerima sinyal ke / dari antena. Apakah mengirim dan menerima sinyal melalui port antena yang sama (kabel ke antena).

e.      Antena
Ini adalah struktur yang meletakkan di bawah BTS, bisa diinstal sebagai itu atau menyamar dalam beberapa cara (situs sel dirahasiakan).

f.      Alarm ekstensi sistem
 Mengumpulkan bekerja alarm status berbagai unit BTS dan meluas mereka untuk operasi dan pemeliharaan (O & M) stasiun pemantauan.

g.     Fungsi kontrol
Mengontrol dan mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat lunak apapun. On-the-spot konfigurasi, status perubahan, upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi kontrol.

h.    Baseband receiver unit (BBxx)
Frekuensi hopping, sinyal DSP, dll         
                                

Keragaman teknik BTS selular

Untuk meningkatkan kualitas sinyal yang diterima, sering menerima dua antena yang digunakan, ditempatkan pada jarak yang sama dengan kelipatan yang tidak merata dari seperempat panjang gelombang (untuk 900 MHz panjang gelombang adalah 30 cm). Teknik ini, dikenal sebagai antena keanekaragaman atau keanekaragaman ruang, menghindari gangguan yang disebabkan oleh fading lintasan. Antena dapat spasi horizontal atau vertikal. Jarak horisontal memerlukan instalasi lebih kompleks, tapi membawa kinerja yang lebih baik.

Selain antena atau keragaman ruang, ada teknik keragaman lain seperti frekuensi / waktu keragaman, keragaman pola antena, dan keragaman polarisasi.

Memisahkan mengacu pada aliran listrik dalam area tertentu dari sel, yang dikenal sebagai sektor. Segala bidang sehingga dapat dianggap seperti satu sel baru. antena Directional mengurangi co-channel interferensi. Jika tidak sectorised, sel akan dilayani oleh antena Omnidirectional, yang memancarkan ke segala arah. Struktur khas adalah trisector, juga dikenal sebagai semanggi, di mana ada tiga sektor yang dilayani oleh antena terpisah. Setiap sektor memiliki arah yang terpisah dari pelacakan, biasanya 120 ° terhadap yang berdekatan. Orientasi lain dapat digunakan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat. Sel Bisectored juga dilaksanakan. Ini adalah paling sering berorientasi dengan antena melayani sektor 180 ° pemisahan satu sama lain, tapi sekali lagi, variasi lokal memang ada.




2. Base Station Controller (BSC)

                BSC mengontrol beberapa BTS. BSC menangani alokasi saluran radio, frekuensi administrasi, daya dan pengukuran sinyal dari MS, dan pergerakan dari satu BTS ke BTS yang lain (jika kedua BTS dikendalikan oleh BSC yang sama). Sebuah BSC juga berfungsi sebagai "funneler". Yakni mengurangi jumlah koneksi ke Mobile Switching Center (MSC) dan memungkinkan untuk koneksi berkapasitas tinggi ke MSC.
Sebuah BSC akan di sandingkan (Collocation) dengan BTS atau mungkin secara geografis terpisah. Bahkan mungkin disandingkan dengan Mobile Switching Center (MSC).
Interface antara BTS dan BSC dikenal sebagai Abis Interface
Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC) bersama-sama membentuk Base Station System (BSS).



3. Mobile Switching Center (MSC)

                MSC merupakan jantung dari jaringan GSM. MSC menangani panggilan routing, call setup, dan fungsi switching dasar. MSC menangani banyak BSC dan juga interface dengan MSC yang lain dan register. MSC juga menangani INER-BSC handoffs serta koordinat dengan MSC lain untuk inter-MSC handoffs.
Interface antara BSC dan MSC dikenal sebagai A Interface




4. Pengertian GSM (Global System for Mobile communication)

      Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk  di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900-1800 MHz. GSM merupakan teknologi infrasturktur untuk pelayanan telepon selular digital dimana bekerja berdasarkan TDMA (Time Division Multiple Access) dan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) adalah jaringan telekomunikasi seluler yang mempunyai arsitektur yang mengikuti standart ETSI (European Telecommunication Standard Institute) GSM 900 / GSM 1800. Arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS)  serta perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang disebut Mobile System.

4.1 Frekuensi Jaringan GSM 

GSM 900-1800
        Frekuensi ini merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan di dunia. GSM 900 menggunakan frekuensi Uplink 890-915 MHz dan frekuensi Downlink 935-960 MHz. Dengan lebar kanal sebesar 200 KHz maka akan memiliki kanal sebanyak 124 kanal. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang semakin banyak, maka digunakanlah Extended GSM yaitu dengan menambah 50 kanal. Duplex spacing (jarak frekuensi antara uplink dengan downlink) sebesar 45 MHz. GSM 1800 menggunakan frekuensi uplink 1710-1785 MHz dan frekuensi downlink sebesar 1805-1880 MHz dengan duplex spacing sebesar 95 MHz.

GSM 850
         Digunakan di USA dan Kanada. Terkadang frekuensi ini disebut dengan frekuensi 800, karena pertama kali digunakan untuk AMPS disebut frekuensi “800 MHz”. Frekuensi uplink sebesar 824-849 MHz dan frekuensi downlink sebesar 869-894 MHz dengan duplex spacing sebesar 47 MHz. GSM 850 memiliki kanal sebanyak 128-251 kanal.

GSM 1900
         Frekuensi uplink digunakan pada 1850-1910 MHz dan frekuensi downlink pada 1930-1990 MHz dengan duplex spacing sebesar 80 MHz. GSM 1900 memiliki kanal sebanyak 512-810 kanal.


4.2 Arsitektur jaringan GSM
Secara umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
·         Mobile Station (MS)
·         Base Station Sub-system (BSS)
·         Network Sub-System (NSS)
·         Operation and Support System


4.3 Sistem Kerja Jaringan GSM

                Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini terdiri atas dua buah sub-band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz - 915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band yang lain sebagai frekuensi downlink. Akibat kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS (Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu lagi, mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali untuk mendapatkan kualitas sama dengan saat ini. Kemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal sebagai ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal. Pada jaringan GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan anda hitung, maka spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara. Untuk mengantisipasi perkembangan jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz frekuensi pada masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM). Jadi spektrum EGSM ini 880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN ini diberi nomor 975 - 1023. GSM merupakan teknologi untuk pelayanan telepon selular digital dimana GSM bekerja berdasarkan metode multiplexing TDMA (Time Division Multiple Accesss) dan FDMA (Frequency Division Multiple Accesss).





5. Pengertian CDMA (Code Division Multiple Access)

CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). CDMA juga merupakan sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF. Saat ini teknologi CDMA sedang hangat dibicarakan, khususnya dengan masuknya PT. TELKOM dengan produk TelkomFlexi-nya. Dari aspek teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler digital, hanya bedanya GSM dikembangkan oleh negara-negara eropa dan bersifat ‘open source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang. Yang perlu diperhatikan bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda, sehingga perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus. Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan teknik pengkodean tertentu. Ponsel CDMA ada dua jenis, tanpa kartu sehingga nomer panggilnya harus di program oleh petugas operator yang bersangkutan, dan satu lagi ponsel CDMA yang dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification Module) atau dalam istilah GSM dikenal dengan SIM Card.


5.1 Komponen CDMA

Komponen fisik dari sistem cdma adalah:
·      User cdma mobile device. Dapat berupa mobile phone, nonmobile phone,  computer, dan dll.
·      BTS (  Base Transceiver Station ). Merupakan alat/devices yang mengatur alur komunikasi disuatu luasan tertentu.
·       Operator CDMA. Bertugas untuk mengatur lalu lintas dari alur lalu lintas data informasi
·       Satelit Dash. Fungsi sebagai penghubung antara pengiriman sinyal dari bumi ke satelit untuk suatu luasan yang sangat besar
·      Satelit. Fungsi sebagai penghubung antara daerah-daerah yang jauh yang tak terjangkau oleh BTS dan stasiun-stasiun pemancar bumi.
Komponen teknis dari alur spreading dan desperading pada sistem  CDMA:
·      Data source merupakan sinyal informasi yang akan dikirim.
·      Spreading code merupakan proses perluasan media informasi dengan mengkode suatu sinyal informasi dengan sandi tertentu pada waktu dan frekuensi yang sama.

5.2 Prinsip Kerja CDMA

                Suatu area memuat banyak sekali sel. Setiap area dikelola oleh sebuah pusat penyambungan bergerak (mobile switching centre, MSC). Sebenarnya, beberapa sel secara teknis dikendalikan oleh pengendali stasion basis (base station controller, BSC) yang tak ditampakkan pada gambar ilustrasi, barulah MSC mengelola BSC-BSC itu. Perpindahan MS ke sel lain dalam satu area MSC disebut alih-tangan (handover), dan perpindahan antar area disebut jelajah (roaming). Hubungan MS ke area lain atau jaringan lain (misalnya: PSTN, internet) dilakukan melalui MSC. Pada CDMA, pengalihan tangan (handover) disebut metode soft handoff. Dikatakan demikian karena CDMA bekerja di frekuensi yang sama maka perpindahan base station a ke b ini akan berjalan halus (soft). Proses terjadinya perpindahan base station pada CDMA ialah sewaktu mobile station berpindah, maka mobile station akan mencari base station terdekat. Sedangkan base station awal tidak akan melepaskan sinyal sampai base station tujuan dapat memberikan sinyal secara baik. Sehingga kemungkinan terjadi lose connection atau bad signal akan dapat diminimalisasi.

Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini membedakan antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk-kerja sistem. Ini berarti kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan. CDMA merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar. Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar (spread spectrum).


5.3 Proses Transmitting CDMA

        Setiap kanal/pengguna (user) pada CDMA menggunakan waktu dan frekuensi secara bersamaan. Untuk membedakan setiap kanal/pengguna maka digunakan kode yang unik yang juga digunakan untuk melebarkan sinyal. Kode ini disebut Pseudo Random Noise (PN Code) yang merupakan deretan data berkecepatan tinggi yang berharga polar (-1 & +1) atau non polar (0 & 1).

Operasi dari ujung ke ujung pada CDMA dapat dijelaskan sebagai berikut : pada sisi pancar, sinyal dengan bit laju rendah (misal 9,6 kbps) disebar dengan mengalikannya dengan deretan kode PN yang memiliki bit laju tinggi (misal 1,2288 Mbps). Pada prose ini terjadi penyebaran energi pada pita frekuensi yang besar. Sinyal tersebar ini kemudian dimodulasi dengan pembawa RF tertentu dan kemudian dipancarkan.

Pada sisi terima, sinyal terima didemodulasi dengan mengalikannya dengan pembawa RF yang sama. Kemudian sinyal ini di-despread  dengan mengalikannya dengan deretan kode PN yang sama seperti pada sisi kirim. Sinyal yang telah di-despread  ini kemudian dilewatkan pada detektor bit untuk memperoleh speech  digital asal.





















Jumat, 20 Juli 2018


PROTOKOL PADA JARINGAN KOMPUTER



Pengertian Protokol Jaringan
Protokol adalah sekumpulan perintah atau sistem yang mengatur proses komunikasi, transmisi dan penerimaan informasi, pembacaan pesan serta pengkoordinasian semua komputer yang terintegrasi dalam jaringan, sehingga dapat melakukan aktifitas-aktifitas tersebut dengan lancar.
Ada pula yang mengartikan sebagai aturan dalam sebuah jaringan komputer, contohnya untuk mengirimkan pesan, informasi dan data, serta fungsi lainnya yang harus dipenuhi pengirim maupun penerima agar komunikasi berlangsung dengan baik, meskipun sistem yang berada di jaringan itu berbeda-beda.
Definisi lain dari protokol ialah pengaturan yang telah diset dalam jaringan untuk menata atau mengelola komunikasi antara beberapa perangkat komputer, sehingga komputer anggota jaringan dengan yang berbeda platform bisa saling berkomunikasi dan melakukan pertukaran data. Sederhananya, protokol merupakan media yang digunakan untuk menghubungkan transmitter dan receiver supaya mereka bisa berkomunikasi serta bertukar informasi.

Sejarah Protokol
Protokol jaringan dirancang pertama kali di awal tahun 1970-an. Tapi, kala itu ia hanya dipakai untuk menghubungkan beberapa node dan tidak diperkirakan bakal berkembang secara global seperti sekarang. Baru ketika memasuki tahun 1990-an masyarakat sadar bahwa pertumbuhan internet mulai terlihat.
Dari situ, muncullah berbagai macam protokol yang digunakan oleh kalangan tertentu. Namun, timbul masalah baru, dimana jenis protokol dari pabrik tertentu tidak bisa saling terhubung dengan protokol lain. Akhirnya, ISO (International Standard Organization) membuat standarisasi protokol yang dikenal dengan OSI (Open System Interconnection). Tapi, dalam perkembangannya, OSI digantikan oleh TCP/IP yang lebih diterima oleh masyarakat.
Awalnya, protokol diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk mendukung komunikasi antar device buatan mereka. Kelemahannya, jika alat tidak dibuat oleh satu vendor, pertukaran informasi akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, protokol-protokol tersebut mulai tidak dipakai dan digantikan oleh protokol standar. Perlu diketahui, tidak semua protokol mempunyai fitur atau fungsi yang sama. Sebagian diantaranya memang serupa, tapi berada di tingkatan yang berbeda. Beberapa protokol bergabung dengan protokol lain guna membangun sistem komunikasi yang lebih sempurna.



Fungsi Protokol Jaringan
Pada dasarnya, fungsi protokol ada dua, yaitu menghubungkan pengirim dan penerima untuk menjalin komunikasi serta memberi kelancaran dalam bertukar informasi. Kegunaannya secara detail sendiri adalah sebagai berikut:

1. Enkapsulasi

Berfungsi sebagai pelengkap informasi yang hendak dikirimkan. Selanjutnya, paket data itu dikenal dengan sebutan frame. Umumnya, data-data tersebut ditransmisikan dalam blok-blok serta dikontrol oleh PDU (Protocol Data Unit).
Tiap-tiap PDU berisi data dan kontrol informasi, seperti alamat pengirim dan atau penerima, kode koreksi (untuk memeriksa urutan frame) dan kontrol protokol yang berupa informasi tambahan guna mengaplikasikan fungsi-fungsi protokol. TFTP, HDLC, ATM, AAL5, LLC, frame relay, IEEE 802.3 dan IEEE 802.11 adalah protokol yang memiliki fungsi enkapsulasi.

2. Connection Control
Fungsinya adalah membangun komunikasi antara transmitter dan receiver, termasuk dalam pengiriman data serta mengakhiri hubungan. Pada pemindahan informasi tanpa sambungan (sinyal koneksi belum dibangun), PDU diperlakukan secara sendiri-sendiri, misalnya datagram. Saat koneksi tersedia, terdapat tiga phase yang terjadi, yakni penetapan lokasi, perpindahan data serta penghentian sambungan. Selama ada koneksi, connection control bisa menyelamatkan dan memperbaiki sambungan per tahap untuk mengatasi gangguan yang mungkin dialami.

3. Flow Control

Protokol yang mempunyai fungsi flow control akan mengatur arus data dari pengirim ke penerima. Ia bekerja dengan membatasi jumlah data yang ditransfer. Flow control harus mempunyai fitur Stop and Wait yang prinsip kerjanya, yaitu transmitter memindahkan frame ke receiver. Setelah diterima, receiver akan mengirimkan balasan bahwa frame sudah sampai di tujuan dan ia siap menerima deretan data berikutnya. Jika receiver belum melayangkan balasan, transmitter tidak akan menyalurkan frame selanjutnya.
Fitur Stop and Wait ini akan lebih efisien apabila dipakai untuk mengirimkan data dengan jumlah frame sedikit. Sebab, bila terlalu banyak akan membuat frame dipecah menjadi blok-blok dengan ukuran lebih kecil sebelum ditransmisikan. Flow control harus diaplikasikan dalam beberapa protokol karena berguna untuk mengatur traffic, menyediakan spasi dan mendeteksi banjir data di jaringan.

4. Error Control
Tidak dipungkiri bahwa dalam pengiriman data, baik ketika sedang diproses maupun akan diterima, kesalahan bisa saja terjadi. Dengan adanya fungsi ini, gangguan-gangguan yang mungkin muncul saat data dikirim dapat dikendalikan. Runut pendeteksian kekeliruan dan retransmission, yaitu:
§  Pengirim memasukkan kode error-detecting ke dalam PDU.
§  Penerima mengecek kode pada PDU yang datang.
§  Apabila diketahui sedang terjadi kesalahan, paket akan langsung dibuang.
§  Jika pemancar tidak mendapat pengakuan dengan segera, protokol pengirim akan mengirim sinyal retransmit.
Error control bisa dilakukan pada berbagai lapisan protokol dalam sebuah jaringan.

5. Fragmentasi dan Reassembly
Fragmentasi merupakan pembagian informasi menjadi beberapa paket data. Fenomena ini terjadi pada sisi pengirim. Sementara reassembly ialah proses penggabungan paket-paket tersebut supaya utuh kembali di sisi penerima. Penggunaan kedua fungsi tersebut bisa mengefisiensikan jalannya pengendalian kesalahan. Selain itu, pembagian jaringan lebih rata karena mencegah adanya channel yang mendominasi media transmisi.
Tapi, fragmentasi mempunyai kekurangan, yakni protokol harus membuat PDU sebesar mungkin supaya bisa memuat beberapa kontrol informasi yang tidak mungkin dipisahkan. Pembuatan blok yang berukuran kecil juga mengakibatkan biaya pengiriman lebih besar. Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk memproses blok tidak sebentar. Semakin banyak blok yang dikirim, maka durasi yang terbuang pun akan bertambah banyak.

6. Transmission Service
Fungsi protokol yang terakhir ialah memberi pelayanan komunikasi data yang berhubungan dengan prioritas serta keamanan. Misal, prioritas paket, kualitas jaringan, pengaturan batas koneksi, pembatasan akses paket dan lain-lain.



Jenis-jenis Protokol Jaringan
Di sebuah jaringan komputer, terdapat beberapa macam protokol yang bisa digunakan, antara lain:
1. Ethernet

Ethernet adalah jenis protokol yang paling banyak digunakan saat ini karena harganya cukup bersahabat. Ia memanfaatkan metode akses yang dikenal dengan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection). Kedua sistem itu dipakai untuk menunggu perintah yang ditransmisikan lewat kabel sebelum melakukan pengiriman data.
Apabila jalur masih sibuk, ia akan menanti dan terus mencoba ulang hingga mendapatkan izin untuk mentransfer data. Jika kondisinya ada dua komputer yang mengirim data secara bersamaan, masing-masing dari mereka akan melakukan penarikan sementara, lalu mendistribusikannya kembali.
Protokol jaringan Ethernet sendiri kerap dipakai pada topologi berjenis linear bus dan star. Data akan terkirim bila topologi tersebut menggunakan kabel coaxial, twisted pair atau fiber opticdengan kecepatan rata-rata 10 Mbps. Tapi, kini fast Ethernet yang mendukung kecepatan hingga 100 Mbps telah hadir. Meskipun dibutuhkan connector dengan kapasitas atau kemampuan lebih tinggi dan network interface card untuk menerapkannya.

2. Local Talk
Protokol jaringan yang dikembangkan oleh perusahaan Apple ini dikhususkan untuk komputer Macintosh. Ia menggunakan metode CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access/Collision Avoidance), dimana memiliki kinerja yang hampir sama dengan CSMA/CD, kecuali saat komputer akan memberi sinyal sebelum melakukan transmisi data. Local Talk bekerja dengan cara mencegah adanya tabrakan ketika sedang melakukan pengiriman data.
Jaringan tersebut memakai adapter dan kabel twisted pair khusus untuk mengintegrasikan antar satu seri komputer melalui serial port. Ia biasanya mengizinkan topologi tree atau linear bus dengan jenis kabel yang mempunyai bentuk berpasangan dan saling berpintal. Kekurangannya, kecepatan yang dihasilkan untuk mentransfer informasi hanya sampai 230 Kbps.

3. Token Ring

Protokol ini dikembangkan pertama kali oleh perusahaan IBM pada tahun 1980. Sesuai namanya, ia menggunakan metode akses melalui token dalam sebuah lingkaran yang menyerupai cincin. Jadi, sinyal akan berputar mengitarinya dan menghubungkan antar komputer satu dengan lainnya. Bila pada pemberhentian terdapat komputer yang memiliki data untuk ditransmisikan, token akan meneruskannya ke lokasi tujuan.
Sementara jika komputer tidak mempunyai informasi untuk dilakukan pengiriman, sistem akan melewatinya dan menuju ke stasiun selanjutnya. Protokol Token Ring hanya melayani topologi bertipe ring dan star dengan kabel twisted pair atau fiber optic. Ia dapat mencapai kecepatan antara 4-16 Mbps.

4. Fiber Distributed Data Interface (FDDI)
Protokol tersebut dipakai untuk mengintegrasikan beberapa komputer dengan tipe area lokal hingga jarak yang jauh. Ia menggunakan metode akses model token. Bentuk topologinya serupa dengan Token Ring, tapi FDDI menggunakan ring kembar. Jadi, apabila terjadi masalah pada ring 1, proses akan secara otomatis berpindah ke ring 2. Fiber Distributed Data Interface juga mengizinkan topologi star dengan kabel fiber optic. Kecepatannya bisa mencapai 100 Mbps.

5. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang biasa dipakai oleh komunikasi internet untuk melaksanakan pertukaran data antar komputer dalam suatu jaringan. Ia dikembangkan pada akhir 1970-an sampai awal 1980-an sebagai protokol yang digunakan untuk menghubungkan perangkat komputer dan jaringan guna membentuk jaringan yang lebih luas (WAN).
Protokol ini tidak bisa berdiri sendiri karena ia merupakan gabungan dari beberapa protokol alias protocol suite. Selain Ethernet, ia juga termasuk protokol yang paling banyak digunakan untuk berbagai jaringan saat ini. Data itu diterapkan dalam bentuk software atau perangkat lunak pada sistem operasi. Sebutan umum yang diberikan pada software tersebut ialah TCP/IP stack. TCP/IP sendiri mempunyai beberapa layer, di antaranya:
§ IP (Internet Protocol), berperan dalam mengirimkan paket data dari node ke node.
§ TCP (Transmission Control Protocol), bertugas mendeteksi kesalahan atau kehilangan data, lalu melakukan transfer ulang hingga data diterima dengan baik dan lengkap.
§ Sockets, nama yang diberikan pada subrutin paket penyedia akses ke TCP/IP di sebagian besar sistem.

6. User Datagram Protocol (UDP)
UDP merupakan protokol lapisan transport TCP/IP yang menunjang komunikasi tidak handal atau unreliable, tanpa koneksi antar host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.

7. Internet Control Message Protocol (ICMP)

ICMP kerap dipakai untuk keperluan analisa jaringan. Penggunaan protokol tersebut yang terkenal ialah ping dan traceroute. Pada ping, komputer X akan mengirim ICMP echo requestke komputer Y, lalu dibalas dengan ICMP echo replay. Komputer X akan menghitung durasi pengiriman dan penerimaan.
Sementara pada traceroute, komputer X menganalisa jalur yang digunakan untuk menuju ke Y. Ia juga mengirim ICMP echo request dan hasilnya berupa daftar router yang dipakai untuk mencapai Y, lengkap dengan informasi waktunya. Di samping itu, ICMP juga dimanfaatkan untuk memberi pesan error apabila suatu layanan tidak tersedia atau komputer/router yang hendak dicapai tidak bisa dihubungi.

8. Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah protokol yang dijadikan identitas utama dalam sebuah jaringan oleh WWW (World Wide Web) guna mengakses situs atau website. Ia merumuskan bagaimana suatu informasi dapat diformat dan dikirim dari server ke client, serta dimanfaatkan untuk melakukan kontrol aksi terhadap web server dan web browser sebagai respon atas instruksi-instruksi yang terdapat di dalamnya.
Misal, ketika Anda mengetikkan alamat URL atau link di internet browser, maka web browser akan mengirim sebuah perintah HTTP ke web server. Lalu, setelah diterima, ia akan melaksanakan instruksi yang diminta. Hasil aktivitas tersebut akan dikirim kembali ke web server untuk ditunjukkan pada Anda.

9. Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS)

HTTPS adalah versi aman dari HTTP yang digunakan sebagai aturan komunikasi oleh WWW. Protokol yang ditemukan oleh Netscape Communications itu mencakup:
§ Autentikasi server, memberikan kepercayaan pada pengguna yang sedang berkomunikasi dengan server.
§ Data tersandi, membuat berkas yang dikirim atau diterima terjaga kerahasiaannya.
§ Integritas data, melindungi komunikasi data antara server dan client dari penyerang jaringan karena divalidasi oleh Message Authentication Code (MAC).
Sehingga, pengguna yang memiliki data dengan tingkat pengamanan yang tinggi bisa terjaga dengan baik. Di samping memanfaatkan plain text, HTTPS juga menyandikan data sesi dengan protokol TLS (Transport Layer Security) atau SSL (Secure Socket Layer). Keduanya memberikan proteksi yang memadai dari invasi Man-in-the-middle attack dan Eavesdropper.

10. File Transfer Protocol (FTP)
FTP berguna untuk mengirim atau menerima berkas pada suatu jaringan yang mendukung TCP/IP. Dua unsur penting di dalamnya, yaitu:
§ FTP client, komputer yang meminta koneksi ke server untuk menjalankan pertukaran data (mengupload/mendownload file).
§ FTP server, mengoperasikan software yang dipakai untuk tukar-menukar file dan selalu memberikan layanan jika mendapat permintaan dari FTP client. FTP memanfaatkan metode otentikasi standar, yaitu username dan sandi yang dikirim tanpa enkripsi.

Selain list di atas, sebenarnya masih banyak jenis protokol yang digunakan dalam sebuah jaringan, antara lain Domain Name System (DNS), Serial Line Internet Protocol (SLIP), Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Post Office Protocol (POP3) dan Internet Message Access Protocol (IMAP).