KOMUNIKASI
BERGERAK/SELULER
Sistem
komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu
komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau kedua terminal
berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem komunikasi
bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi. Sistem komunikasi
seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan area geografisyang cukup
luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga menawarkan kualitas
yangcukup tinggi dan tidak kalah jika dibandingkan dengan telepon
tetap (Public Switched Telephone Network atau PSTN) *barangkali
lebih dikenal dengan istilah telepon rumah*.Untuk menambah kapasitas, daerah
jangkauannya dibatasi dengan adanya pembagian areamenjadi sel-sel. Dengan
adanya sel-sel ini, kanal radio dapat dipergunakan kembali*istilahnya re-use*
oleh base station pada jarak yang berjauhan. Ketika pengguna jasa
seluer berpindah dari satu sel ke sel lain, panggilan dijaga agar
tidak terinterupsi dengan menggunakan salah satu teknik switching ,
yaitu handoff .
Sistem komunikasi
seluler terdiri dari komponen berikut.
1. PSTN,
tersusun atas local networks, exchange area networks, dan long-haul
network .PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan
komunikasi lain.
2. Mobile
Switching Center (MSC) atau Mobile
Telephone Switching Office (MTSO).Dalam sistem komunikasi seluler, MSC
berfungsi untuk menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem
seluler analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi.
Suatu MSC dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam
waktu yang bersamaan.
3. Base
Station, sering disebut juga sebagai Base
Transceiver Station(BTS) pada sistem GSM, cell site(site). Pada
base station, terdapat beberapa pemancar (seringkalidisebut sebagai transmitter atau TX)
dan penerima (receiver atau RX). TX dan RX akan
megangani komunikasi full duplex secara serempak.
Biasanya, TX dan RX di kombinasikan
menjadi transceiver (TRX) yang diletakkan di dalam suatu Radio
Base Station (RBS). Base station biasanya juga mempunyai menara untuk
membantu proses pemancaran atau penerimaan sinyal pada antena.
1.
Base transceiver station (BTS)
Base
transceiver station (BTS) atau cell site adalah sebuah
peralatan yang memfasilitasi nirkabel komunikasi antara pengguna peralatan (UE)
dan jaringan. UEs are devices like mobile phones (handsets), WLL phones,
computers with wireless internet connectivity,WiFi and WiMAX gadgets
etc. The network can be that of any of the wireless communication technologies
like GSM , CDMA , WLL , WAN , WiFi , WiMAX etc. UE adalah perangkat
seperti telepon seluler (ponsel), WLL telepon, komputer dengan internet
nirkabel konektivitas,WiFi dan WiMAX gadget dll Jaringan dapat
bahwa dari salah satu teknologi komunikasi nirkabel seperti GSM , CDMA ,
WLL , WAN , WiFi , WiMAX dll .
BTS
juga disebut sebagai radio base station (RBS), node B (di Jaringan 3G) atau,
cukup, base station (BS). Untuk diskusi dari standar LTE yang ENB singkatan
untuk Evolved node B banyak digunakan.
Meskipun
istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel,
biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan
CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS)
perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk
mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass
filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam
arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki
transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi
yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS
dikendalikan oleh kontroler orangtua base station melalui fungsi base station
kontrol (BCF). BCF ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung
dalam TRX di BTS kompak. Para BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O &
M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi
operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan koleksi
alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel.
BTS
pada umumnya memiliki bagian berikut:
a.
Transceiver
(TRX)
Cukup
banyak disebut sebagai penerima driver (DRX). DRX baik dalam bentuk tunggal
(sTRU), ganda (dTRU) atau Unit Radio komposit ganda (DRU). Dasarnya transmisi
dan penerimaan sinyal. Juga tidak mengirim dan penerimaan sinyal ke / dari
entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti controller base station di telepon
selular).
b.
Power amplifier
(PA)
Menguatkan
sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena; dapat diintegrasikan dengan
DRX.
c.
Combiner
Menggabungkan
feed dari beberapa DRXs sehingga mereka dapat dikirim melalui antena tunggal.
Memungkinkan pengurangan jumlah antena yang digunakan.
d.
Duplexer
Untuk
memisahkan mengirim dan menerima sinyal ke / dari antena. Apakah mengirim dan
menerima sinyal melalui port antena yang sama (kabel ke antena).
e.
Antena
Ini
adalah struktur yang meletakkan di bawah BTS, bisa diinstal sebagai itu atau
menyamar dalam beberapa cara (situs sel dirahasiakan).
f.
Alarm ekstensi
sistem
Mengumpulkan
bekerja alarm status berbagai unit BTS dan meluas mereka untuk operasi dan
pemeliharaan (O & M) stasiun pemantauan.
g.
Fungsi kontrol
Mengontrol
dan mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat lunak apapun. On-the-spot
konfigurasi, status perubahan, upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi
kontrol.
h.
Baseband
receiver unit (BBxx)
Frekuensi
hopping, sinyal DSP, dll
Keragaman
teknik BTS selular
Untuk
meningkatkan kualitas sinyal yang diterima, sering menerima dua antena yang
digunakan, ditempatkan pada jarak yang sama dengan kelipatan yang tidak merata
dari seperempat panjang gelombang (untuk 900 MHz panjang gelombang adalah 30
cm). Teknik ini, dikenal sebagai antena keanekaragaman atau keanekaragaman
ruang, menghindari gangguan yang disebabkan oleh fading lintasan. Antena dapat
spasi horizontal atau vertikal. Jarak horisontal memerlukan instalasi lebih
kompleks, tapi membawa kinerja yang lebih baik.
Selain
antena atau keragaman ruang, ada teknik keragaman lain seperti frekuensi /
waktu keragaman, keragaman pola antena, dan keragaman polarisasi.
Memisahkan
mengacu pada aliran listrik dalam area tertentu dari sel, yang dikenal sebagai
sektor. Segala bidang sehingga dapat dianggap seperti satu sel baru. antena
Directional mengurangi co-channel interferensi. Jika tidak sectorised, sel akan
dilayani oleh antena Omnidirectional, yang memancarkan ke segala arah. Struktur
khas adalah trisector, juga dikenal sebagai semanggi, di mana ada tiga sektor
yang dilayani oleh antena terpisah. Setiap sektor memiliki arah yang terpisah
dari pelacakan, biasanya 120 ° terhadap yang berdekatan. Orientasi lain dapat
digunakan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat. Sel Bisectored juga
dilaksanakan. Ini adalah paling sering berorientasi dengan antena melayani
sektor 180 ° pemisahan satu sama lain, tapi sekali lagi, variasi lokal memang
ada.
2. Base Station Controller (BSC)
BSC
mengontrol beberapa BTS. BSC menangani alokasi saluran radio, frekuensi
administrasi, daya dan pengukuran sinyal dari MS, dan pergerakan dari satu BTS
ke BTS yang lain (jika kedua BTS dikendalikan oleh BSC yang sama). Sebuah BSC
juga berfungsi sebagai "funneler". Yakni mengurangi jumlah koneksi ke
Mobile Switching Center (MSC) dan memungkinkan untuk koneksi berkapasitas
tinggi ke MSC.
Sebuah
BSC akan di sandingkan (Collocation) dengan BTS atau mungkin secara geografis
terpisah. Bahkan mungkin disandingkan dengan Mobile Switching Center (MSC).
Interface
antara BTS dan BSC dikenal sebagai Abis Interface
Base
Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC) bersama-sama
membentuk Base Station System (BSS).
3. Mobile Switching Center (MSC)
MSC
merupakan jantung dari jaringan GSM. MSC menangani panggilan routing, call
setup, dan fungsi switching dasar. MSC menangani banyak BSC dan juga interface
dengan MSC yang lain dan register. MSC juga menangani INER-BSC handoffs serta
koordinat dengan MSC lain untuk inter-MSC handoffs.
Interface
antara BSC dan MSC dikenal sebagai A Interface
4. Pengertian GSM (Global System for Mobile communication)
Global
System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk
komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi
yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar
bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi
900-1800 MHz. GSM merupakan teknologi infrasturktur untuk pelayanan telepon
selular digital dimana bekerja berdasarkan TDMA (Time Division Multiple Access)
dan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Jaringan Global System for
Mobile Communication (GSM) adalah jaringan telekomunikasi seluler yang
mempunyai arsitektur yang mengikuti standart ETSI (European Telecommunication
Standard Institute) GSM 900 / GSM 1800. Arsitektur jaringan GSM tersebut
terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network
Switching Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS) serta
perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang
disebut Mobile System.
4.1
Frekuensi Jaringan GSM
GSM 900-1800
Frekuensi
ini merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan di dunia. GSM 900
menggunakan frekuensi Uplink 890-915 MHz dan frekuensi Downlink 935-960 MHz.
Dengan lebar kanal sebesar 200 KHz maka akan memiliki kanal sebanyak 124 kanal.
Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang semakin banyak, maka digunakanlah Extended
GSM yaitu dengan menambah 50 kanal. Duplex spacing (jarak frekuensi antara
uplink dengan downlink) sebesar 45 MHz. GSM 1800 menggunakan frekuensi uplink
1710-1785 MHz dan frekuensi downlink sebesar 1805-1880 MHz dengan duplex
spacing sebesar 95 MHz.
GSM 850
Digunakan
di USA dan Kanada. Terkadang frekuensi ini disebut dengan frekuensi 800, karena
pertama kali digunakan untuk AMPS disebut frekuensi “800 MHz”. Frekuensi uplink
sebesar 824-849 MHz dan frekuensi downlink sebesar 869-894 MHz dengan duplex
spacing sebesar 47 MHz. GSM 850 memiliki kanal sebanyak 128-251 kanal.
GSM 1900
Frekuensi
uplink digunakan pada 1850-1910 MHz dan frekuensi downlink pada 1930-1990 MHz
dengan duplex spacing sebesar 80 MHz. GSM 1900 memiliki kanal sebanyak 512-810
kanal.
4.2
Arsitektur jaringan GSM
Secara
umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
· Mobile
Station (MS)
· Base
Station Sub-system (BSS)
· Network
Sub-System (NSS)
· Operation
and Support System
4.3
Sistem Kerja Jaringan GSM
Alokasi
spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan pada tahun 1979. Spektrum ini
terdiri atas dua buah sub-band masing-masing sebesar 25MHz, antara 890MHz -
915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah sub-band dialokasikan untuk frekuensi uplink
dan sub-band yang lain sebagai frekuensi downlink. Akibat kenaikan redaman atas
kenaikan frekuensi, biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya
yang ditransmisikan oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS
(Base Transmitter Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun
memiliki fungsi lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu
lagi, mungkin anda perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali
untuk mendapatkan kualitas sama dengan saat ini. Kemudian kedua sub-band
tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band
memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band
dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal
sebagai ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang
dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu frekuensi untuk
mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal. Pada jaringan GSM, jarak
antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar
200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan
anda hitung, maka spektrum GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing
diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi
buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara. Untuk mengantisipasi
perkembangan jaringan di masa mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz
frekuensi pada masing-masing awal sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM).
Jadi spektrum EGSM ini 880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat
downlink. Hal tersebut memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN
ini diberi nomor 975 - 1023. GSM merupakan teknologi untuk pelayanan telepon
selular digital dimana GSM bekerja berdasarkan metode multiplexing TDMA (Time
Division Multiple Accesss) dan FDMA (Frequency Division Multiple Accesss).
5. Pengertian CDMA (Code Division
Multiple Access)
CDMA
(Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum untuk
mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). CDMA
juga merupakan sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian)
dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan
waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara
mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal
yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode
khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.Teknologi ini asalnya dibuat untuk
kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada
channel atau frekuensi RF. Saat ini teknologi CDMA sedang hangat dibicarakan,
khususnya dengan masuknya PT. TELKOM dengan produk TelkomFlexi-nya. Dari aspek
teknologi baik GSM maupun CDMA merupakan standar teknologi seluler digital,
hanya bedanya GSM dikembangkan oleh negara-negara eropa dan bersifat ‘open
source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang. Yang perlu diperhatikan
bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda, sehingga
perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus. Teknologi
CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu
sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan
teknik pengkodean tertentu. Ponsel CDMA ada dua jenis, tanpa kartu sehingga
nomer panggilnya harus di program oleh petugas operator yang bersangkutan, dan
satu lagi ponsel CDMA yang dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification
Module) atau dalam istilah GSM dikenal dengan SIM Card.
5.1
Komponen CDMA
Komponen
fisik dari sistem cdma adalah:
· User
cdma mobile device. Dapat berupa mobile phone, nonmobile
phone, computer, dan dll.
· BTS
( Base Transceiver Station ). Merupakan alat/devices yang mengatur
alur komunikasi disuatu luasan tertentu.
· Operator
CDMA. Bertugas untuk mengatur lalu lintas dari alur lalu lintas data informasi
· Satelit
Dash. Fungsi sebagai penghubung antara pengiriman sinyal dari bumi ke satelit
untuk suatu luasan yang sangat besar
· Satelit.
Fungsi sebagai penghubung antara daerah-daerah yang jauh yang tak terjangkau
oleh BTS dan stasiun-stasiun pemancar bumi.
Komponen
teknis dari alur spreading dan desperading pada sistem CDMA:
· Data
source merupakan sinyal informasi yang akan dikirim.
· Spreading
code merupakan proses perluasan media informasi dengan mengkode suatu sinyal
informasi dengan sandi tertentu pada waktu dan frekuensi yang sama.
5.2
Prinsip Kerja CDMA
Suatu
area memuat banyak sekali sel. Setiap area dikelola oleh sebuah pusat
penyambungan bergerak (mobile switching centre, MSC). Sebenarnya, beberapa sel
secara teknis dikendalikan oleh pengendali stasion basis (base station
controller, BSC) yang tak ditampakkan pada gambar ilustrasi, barulah MSC
mengelola BSC-BSC itu. Perpindahan MS ke sel lain dalam satu area MSC disebut
alih-tangan (handover), dan perpindahan antar area disebut jelajah (roaming).
Hubungan MS ke area lain atau jaringan lain (misalnya: PSTN, internet)
dilakukan melalui MSC. Pada CDMA, pengalihan tangan (handover) disebut metode
soft handoff. Dikatakan demikian karena CDMA bekerja di frekuensi yang sama
maka perpindahan base station a ke b ini akan berjalan halus (soft). Proses
terjadinya perpindahan base station pada CDMA ialah sewaktu mobile station
berpindah, maka mobile station akan mencari base station terdekat. Sedangkan
base station awal tidak akan melepaskan sinyal sampai base station tujuan dapat
memberikan sinyal secara baik. Sehingga kemungkinan terjadi lose connection
atau bad signal akan dapat diminimalisasi.
Dalam
CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu bersamaan
tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini membedakan
antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang
besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari
pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan
unjuk-kerja sistem. Ini berarti kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh
daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan. CDMA
merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar.
Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat
dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar (spread
spectrum).
5.3
Proses Transmitting CDMA
Setiap kanal/pengguna (user) pada CDMA
menggunakan waktu dan frekuensi secara bersamaan. Untuk membedakan setiap
kanal/pengguna maka digunakan kode yang unik yang juga digunakan untuk
melebarkan sinyal. Kode ini disebut Pseudo Random Noise (PN Code) yang
merupakan deretan data berkecepatan tinggi yang berharga polar (-1 & +1)
atau non polar (0 & 1).
Operasi
dari ujung ke ujung pada CDMA dapat dijelaskan sebagai berikut : pada sisi
pancar, sinyal dengan bit laju rendah (misal 9,6 kbps) disebar dengan
mengalikannya dengan deretan kode PN yang memiliki bit laju tinggi (misal
1,2288 Mbps). Pada prose ini terjadi penyebaran energi pada pita frekuensi yang
besar. Sinyal tersebar ini kemudian dimodulasi dengan pembawa RF tertentu dan
kemudian dipancarkan.
Pada
sisi terima, sinyal terima didemodulasi dengan mengalikannya dengan pembawa RF
yang sama. Kemudian sinyal ini di-despread dengan mengalikannya
dengan deretan kode PN yang sama seperti pada sisi kirim. Sinyal yang telah
di-despread ini kemudian dilewatkan pada detektor bit untuk
memperoleh speech digital asal.
Sumber : http://lanaaxl.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar