DAC
(Digital to Analog Convertion) dan ADC (Analog to Digital Converting)
DAC
(Digital to Analog Convertion)
Digital to analog convertion adalah perangkat atau rangkaian
elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode-kode
biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat
digital tersebut. DAC (digital to Analog Convertion) dapat
dibangun menggunakan penguat penjumlah inverting dari sebuah operasional
amplifier (Op-Amp) yang
diberikan sinyal input berupa data logika digital (0 dan 1).
Rangkaian
dasar DAC (Digital to Analog Convertion) terdapat 2 tipe
yaitu Binary-weighted DAC dan R/2R Ladder DAC.
1.
Binary-weighted DAC
Sebuah
rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa
Resistor dan Operational Amplifier yang diset sebagai penguat penjumlah non-inverting seperti
gambar berikut.
Rangkaian Dasar Binary-weighted DAC
Resistor 20KΩ
menjumlahkan arus yang dihasilkan dari penutupan switch-switch D0 sampai
D3. Resistor-resistor ini diberi skala nilai sedemikian rupa
sehingga memenuhi bobot biner (binary-weighted)
dari arus yang selanjutnya akan dijumlahkan oleh penguat penjumlah inverting IC
741.
Apabila sumber
tegangan pada penguat penumlah IC 741 tersebut adalah simetris ± 15Vdc. Maka
dengan menutup D0 menyebabkan tegangan +5Vdc akan diberikan ke penguat
penjumlah dengan penguatan – 0,2 kali (20K/100K) sehingga diperoleh tegangan
output penguat penjumlah -1Vdc. Penutupan masing-masing switch menyebabkan
penggandaan nilai arus yang dihasilkan dari switch sebelumnya. Nilai konversi
dari kombinasi penutupan switch ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Konversi Digital Ke Analog
Rangkaian Binary-weighted
2.
R/2R Ladder DAC
Metode lain
dari konversi Digital to Analog adalah R/2R Ladder. Metode ini banyak
digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua
nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan
resolusi 8, 10 atau 12 bit.
Rangkaian Dasar R/2R Ladder DAC
Prinsip kerja
dari rangkaian
R/2R Ladder adalah sebagai berikut :
Informasi
digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi “1”
(sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan
menyebabkan perubahan tegangan yag diberikan ke penguat penjumlah inverting
sesuai dengan nilai ekivalen biner-nya. Sebagai contoh, jika D0 = 0, D1 = 0, D2
= 0 dan D3 = 1, maka R1 akan paralel dengan R5 menghasilkan 10 k . Selanjutnya
10 k ini seri dengan R6 = 10 k menghasilkan 20 k . 20 k ini paralel dengan R2
menghasilkan 10 k , dan seterusnya sampai R7, R3 dan R8. Sehingga diperoleh
rangkaian ekivalennya seperti gambar berikut.
Rangkaian Ekivalen R/2R Ladder
Sehingga
teganagan output (Vout) analog dari rangkaian R/2R Ladder DAC diatas dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Vout yang
dihasilkan dari kombinasi switch ini adalah -5V. Nilai kombinasi dan hasil
konversi rangkaian R/2R
Ladder DAC ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Konversi Digital Ke Analog Rangkaian R/2R
Ladder
ADC
(Analog To Digital Convertion)
Analog To Digital
Converter adalah
pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai
pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian
pengukuran/pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan
analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim
digital (komputer).
ADC (Analog
to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan
samplingdan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan
seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada
selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample
per second (SPS).
Pengaruh Kecepatan Sampling ADC
Resolusi
ADC menentukan ketelitian nilai
hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n –
1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti
sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC
12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang
jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip
kerja ADC adalah
mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio
perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan
referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap
referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum
255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal)
atau 10011001 (bentuk biner).
ADC Simultan
ADC Simultan atau biasa
disebut flash converter atau parallel converter.
Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan
pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada
ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu
komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan
output low.
Rangkaian Dasar ADC Simultan
Bila Vref diset
pada nilai 5 Volt, maka dari gambar rangkaian ADC Simultan diatas didapatkan :
V(-) untuk C7 =
Vref * (13/14) = 4,64
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Sebagai
contoh Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0,
C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu
100 biner, sehingga diperoleh tabel berikut :
Sumber
: http://elektronika-dasar.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar